Pages

Saturday, July 4, 2015

Parmalim School

Tahun 1937 Telah ada Parmalim School

Ugamo Malim Lama Terjajah kcl (Bag-2)

01-07-2015_msolnw-0001Pada saat masa penjajahan, ugamo Malim (Parmalim) terkikis ajaran agama yang masuk ke tanah Batak. Salah satu aturan yang mengekang Parmalim adalah pada zaman Zending dimana anak-anak tidak bisa sekolah sebelum di baptis. Saat itulah banyak penganut ugamo Parmalim beralih. Namun sebagian tetap bertahan meskipun harus tidak diperbolehkan mengecap pendidikan.
FREDDY TOBING-TOBASA
Menyikapi hal itu, Raja Ungkap Naipospos membuka sekolah yang disebut Parmalim School yang tempatnya di Huta Tinggi tahun 1937. Dengan bermodalkan ilmu yang ditimbanya dari sekolah pendidikan Inggris di Tambunan, Balige sebelum diangkat sebagai pimpinan ugamo Malim tahun 1955. Sekolah tersebut dibentuk dengan mengingat teladan orangtuanya yakni, parbinotoan naimbaru (ilmu baru ), ngolu naimbaru(kehidupan baru) dan tondi namarsihohot dengan prinsip tanpa mengorbankan nilai-nilai spritual Hamalimon.
Di Parmalim School yang berbentuk berupa pesantren, Raja Ungkap mendidik anak-anak Parmalim dengan bahasa pengantar bahasa Batak, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Bermodalkan ilmu pendidikan dari Parmalim School, maka Parmalim bisa bertahan dan banyak merantau.
Selain membentuk Parmalim School, Raja Ungkap Naipospos juga menggagasi Badan Pangaradoti Parguruan Parmalim (BAPPAR) dan Ugasan Torop pada tahun 1937. Tidak lain, tujuannya untuk mengatasi ketertindasan umat Parmalim dari penjajahan, kemiskinan dan kebodohan.
BAPPAR yang hingga saat ini masih ada merupakan bentuk pendidikan non formal. Tugasnya mengajarkan tentang ugamo Malim. Menyusun kurikulum bagi pelajar untuk mangisi mata pelajaran agama pada rapotr siswa.
Fakir Miskin Dijamin ugamo Malim
Dalam keorganisasian ugamo Malim juga ada Ugasan Torop yang digagasi Raja Ungkap Naipospos. Ugasan Torop ini merupakan bentuk sosial yang diperuntukkan bagi orang yang tidak mampu.
Ugasan Torop ini menjamin kelangsungan hidup fakir miskin dan anak-anak yang tidak memiliki orangtua (yatim). Jadi, tidak ada anak yatim yang terlantar ataupun orangtua yang terlantar akibat tidak mampu atau tidak memiliki saudara,” terang Monang Naipospos.
Ugasan Torop ini merupakan bentuk sosial yang diatur dan dikuasai para Malim atau orang-orang yang disucikan. Setiap Parmalim dengan semampunya wajib memberikan persembahan kepada Ugasan Toropsetiap tahun dalam konteks spritual yang tinggi. peruntukannya bagi yang orang yang pantas dibantu.
“Contohnya, ada orang yang butuh bantuan usaha, maka para Malim memberikan bantuan tersebut dariUgasan Torop. Tetapi harus benar-benar dimanfaatkan. Kemudian jika sudah mampu mengembalikan, maka harus dikembalikan lagi. Tetapi, jika salah dipergunakan, maka akan hancur. Hal itu dijamin dalam konteks spritual yang tinggi. Jadi tidak boleh main-main,” kata Monang.
Diterangkan, Ugasan Torop ini tetap berlangsung hingga saat ini. Dalam kas yang tersedia saat ini ada sebanyak 19.000 kaleng padi dan uang Rp1 miliar. Dana tahun-tahun sebelumnya telah dialokasikan untuk pembangunan gedung di pusat Parmalim dan bantuan sosial lainnya.
“Dengan Ugasan Torop ini, kami jamin tidak ada kata musim paceklik di Parmalim. Semua bisa diatasi denganUgasan Torop yang ada,” tandasnya. (bersambung)
http://www.metrosiantar.com/2015/07/02/197424/ugamo-parmalim-lama-terjajah-kcl-bag-2/

0 comments:

Post a Comment

Adsense